TANGERANG – PT PLN (Persero) mengoperasikan Generator on Base di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension, Desa Lontar, Tangerang, Banten, Selasa (30/10). Berlokasi di area PT Indonesia Power UJP Lontar dengan luas area kurang lebih 11 hektar, proyek PLTU Lontar Extension akan memiliki kapasitas daya sebesar 315 megawatt (MW).

PLTU Lontar Extension merupakan  proyek lanjutan dari pembangkit lama, Unit 1-3 yang masing-masing berkapasitas sama 315 MW.

“Proyek ini sangat strategis untuk PLN dan bangsa Indonesia. Satu-satunya PLTU dengan biaya murah yang akan menambah kapasitas terpasang di sistem Jawa-Bali,” kata Haryanto WS, Direktur PLN Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, di sela peresmian Generator on Base PLTU Lontar Extension di Tangerang, Banten, Selasa (30/10).

Ratna Sjamsudin, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB), mengatakan Generator on Base  merupakan langkah percepatan penyelesaian pembangunan proyek PLTU Lontar Extension. Penyelesaian percepatan proyek PLTU Lontar Extension ditargetkan memberikan tambahan suplai energi listrik sebesar 315 MW, sehingga total kapasitas yang dapat disuplai oleh PLTU Lontar Unit 1-4 nantinya menjadi 1.260 MW. Energi listrik PLTU Lontar ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat melalui sistem jaringan transmisi dan gardu induk PLN di Tangerang Baru dan gardu induk di Cikupa.

Evakuasi daya yang dihasilkan PLTU Lontar Extension akan disalurkan melalui GIS 150 kV bayline Tangerang Baru (Eksisting line) dan bayline Cikupa (Procurement). Selanjutnya dari jaringan 150 kV kearah Tangerang baru dan juga menuju IBT 150 kV/500 kV ke arah Cikupa.

Proyek PLTU Lontar Extension pengerjaannya dibawahi PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) dengan pelaksanaan pengawasan oleh PLN Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Jawa Bagian Barat 1 (UPP PJBB 1). Kontrak pembangunan proyek berlaku efektif sejak 1 April 2016 dengan nilai kontrak setara Rp 6,06 triliun.

PLTU Lontar Extension merupakan proyek pembangkit listrik pilot project dalam program percepatan 35.000 MW yang menggunakan bahan bakar batu bara yang dikerjakan langsung PLN dan memiliki efisiensi yang tinggi dikarenakan teknologi supercritical pada pembakaran boiler-nya sehingga lebih ramah lingkungan. Kebutuhan batu bara PLTU Lontar Extension akan disuplai dari Pulau Sumatera.

“Dengan langkah percepatan ini maka PLTU Lontar Extension akan siap dioperasikan melalui sistem transmisi Jawa-Bali pada akhir 2019,” kata Haryanto.(RA)