JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk telah menetapkan merek dagang “Ultima” untuk batubara yang diproduksi oleh anak usahanya yang baru, PT Mustika Indah Permai (MIP) di Lahat, Sumatera Selatan. Sepanjang Kuartal kedua 2012, produsen batubara terbesar di Indonesia ini terus mengembangkan permintaan bagi Ultima, dengan sasaran konsumen akhir di tujuh negara, yakni Indonesia, China, India, Taiwan, Thailand, Philipina, dan Vietnam.

Corporate Secretary Adaro, Devindra Ratzarwin mengungkapkan, pihaknya telah menunjuk PT Saptaindra Sejati (SIS) untuk melakukan penambangan dan pengangkutan batubara MIP. Mulai akhir Juni 2012, SIS telah menempatkan beberapa alat beratnya di lokasi tambang tersebut. “Sepanjang 2012 sampai 2013, kami akan membelanjakan USD 50 juta untuk belanja modal MIP, tidak termasuk alat berat. Semuanya berasal dari kas Adaro,” ujar Devindra di Jakarta, Kamis, 2 Agustus 2012.

Ia menambahkan, menurut Joint Ore Reserves Committee (JORC) tambang MIP di Sumatera Selatan memiliki sumber daya batubara sebesar 286,4 juta ton, dan cadangan sebesar 272,6 juta ton. Adaro berencana mulai memproduksi batubara dari tambang MIP pada akhir 2012, dengan peningkatan volume produksi 3 – 4 juta ton per tahun hingga 2014, dan mencapai 10 juta ton pada lima tahun ke depan. Saat ini Adaro telah telah memiliki 75% saham MIP.

Seperti tambangnya di Tabalong dan Balangan, Kalimantan Selatan, Adaro selalu melengkapi operasinya dengan jalur pengangkutan sendiri. Untuk pengangkutan batubara MIP di Sumatera Selatan, Adaro telah membangun jembatan Lematang Selatan, dan pelabuhan Muara Lematang. Dua proyek ini dikerjakan oleh anak usaha Adaro, PT Servo Meda Sejahtera, dan kini sudah hampir selesai.

Sepanjang Kuartal kedua 2012, kata Devindra, PT Servo Meda Sejahtera yang 35% sahamnya dimiliki Adaro, terus melanjutkan proses land clearing, cut and fill, serta gravelling, di sepanjang jalan angkutan yang dibangun. Saat ini, pembangunan jalan angkutan batubara dari tambang MIP menuju jembatan Lematang Selatan itu, telah tuntas sekitar 87%.

“Untuk jembatan Lematang Selatan, tingkat penyelesaiannya sudah mencapai 87% pada akhir Juni 2012. Jembatan itu akan mulai beroperasi secara komersial pada September 2012. Sedangkan pelabuhan Muara Lematang, saat ini penyelesaiannya sudah mencapai 99%. Pemasangan konveyor untuk pemuatan ke tongkang, genset, dan listrik terus berlanjut,” kata Devindra lagi.