JAKARTA –  PT Adaro Energy Tbk (ADRO), anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)  pada kuartal kedua 2017 memproduksi 13,27 juta ton batu bara melalui PT Adaro Indonesia, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam dan Adaro MetCoal Companies, atau  meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu 13,23 juta ton.
“Seiring peningkatan kebutuhan Indonesia akan batu bara, Adaro berkomitmen untuk memenuhi permintaan batu bara nasional yang semakin tinggi,” ungkap Jerry Ngo, Direktur Keuangan Saratoga, Kamis (31/8).
Jerry mengatakan penjualan domestik Adaro dalam enam bulan pertama 2017 tercatat 23% dan sisanya diekspor. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Malaysia (14%), Cina (11%) dan Jepang (10%).
Di sektor infrastruktur energi, Saratoga  melalui PT Medco Power Indonesia (MPI) terhitung mulai 18 Maret 2017 telah memulai operasi komersial unit pertama dari Sarulla Geothermal Power Plant dengan kapasitas total 110 MW.
Proyek Sarulla adalah salah satu pembangkit listrik panas bumi terbesar dengan kapasitas total yang mencapai 330 MW dalam satu kontrak tunggal, yang terdiri dari tiga fase. Fase kedua dan fase ketiga dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial masing-masing pada akhir tahun 2017 dan pertengahan tahun 2018. Listrik yang dihasilkan dari Sarulla Geothermal Power Plant dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk periode waktu 30 tahun berdasarkan PPA.
Michael WP Soeryadjaya, Presiden Direktur Saratoga, mengatakan secara keseluruhan portofolio Saratoga menunjukkan kinerja yang baik pada semester pertama dengan kinerja yang luar biasa dari pertumbuhan usaha dan pendapatan perusahaan investasi.
” Ke depannya, Saratoga akan terus mendukung perusahaan investasinya dalam mengembangkan bisnis dan visi strategis mereka,” tandas Michael.
Saratoga tercatat membukukan  laba bersih sebesar Rp 2,5 triliun dengan total aset yang dikelola mencapai Rp 27 triliun sepanjang semester pertama 2017. Kinerja keuangan Saratoga ditopang pertumbuhan dari perusahaan investasi dan pendapatan dividen yang terdiversifikasi dan terus meningkat dari sejumlah perusahaan investasi.(RA)