JAKARTA – PT ABM Investama Tbk (ABMM), emiten energi terintegrasi, akan melepas sebagian saham anak usahanya di sektor ketenagalistrikan pada tahun ini, PT Sumberdaya Sewatama. Tjong Samuel Triswandi, Chief Financial Officer Sewatama, mengatakan saat ini dua perusahaan calon mitra strategis masih melakukan pembicaraan untuk masuk ke Sewatama.

Private placement ditargetkan tuntas tahun ini,” kata Samuel kepada Dunia Energi di Jakarta, Selasa.

Salah satu perusahaan yang dipastikan menjadi pemegang saham Sewatama adalah PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), perusahaan non-bank yang sebagian sahamnya dimiliki pemerintah. Indonesia Infrastructure akan masuk melalui mandatory convertible bond senilai Rp 300 miliar.

Dana obligasi yang diserap IIF akan digunakan sebagai penyertaan modal Sewatama untuk unit bisnis produsen listrik (IPP) yang akan membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di sejumlah lokasi di Sulawesi Selatan dengan total kapasitas 50 megawatt (MW). Total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.

Obligasi yang diterbitkan Sewatama itu akan diserap Indonesia Infrastructure yang kemudian akan dikonversi menjadi saham pada 2020.

Samuel mengatakan perhitungan valuasi saham Sewatama telah tuntas dilakukan bersama IIF. Namun, persentase saham yang akan dikuasai IIF belum bisa disampaikan karena masih ada pembicaraan yang dilakukan dengan calon mitra strategis lainnya.

Harold Tjiptadjaja, Managing Director and Chief Financial Officer IIF, mengatakan perhitungan nilai saham Sewatama berdasarkan proyeksi lima tahun mendatang.

“Kami siap jika Sewatama membutuhkan tambahan penyertaan modal. Semua tergantung mereka,” kata dia.

Sukatmo Padmosukarso, Presiden Direktur&Chief Executive Officer IIF, mengatakan perseroan akan memberikan dukungan finansial bagi perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur yang baik dan layak secara komersial, termasuk proyek-proyek pembangkit listrik yang menggunakan energi baru terbarukan.

“Sebagai salah satu investor kami melihat sektor ini cukup menjanjikan secara komersial,” kata dia.

Selain Sewatama, ABM Investama memiliki anak usaha di sektor pertambangan batu bara, PT Reswara Minerga Hartama dan anak usaha di sektor jasa tambang, PT Cipta Kridatama.

Hingga sembilan bulan tahun lalu, ABM Investama mencatat rugi bersih US$ 3,06 juta dibanding periode yang sama tahun lalu yang membukukan laba bersih US$ 4,23 juta. Anjloknya kinerja keuangan perseroan disebabkan penurunan pendapatan sebesar 7,39% menjadi US$ 497,75 juta akibat turunnya kinerja segmen usaha utama perseroan.

Segmen usaha kontraktor tambang dan tambang batu bara mencatat pendapatan US$ 306,31 juta pada periode Januari-September 2015, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 314,34 juta. Selain itu, segmen usaha sewa mesin pembangkit listrik juga mencatat penurunan pendapatan menjadi US$ 89,9 juta dibanding sembilan bulan 2014 sebesar US$ 102,80 juta.

Indonesia Timur

Elan B. Fuadi, Presiden Direktur Sewatama, mengatakan Sewatama sejak dua tahun terakhir berkomitmen untuk masuk menjadi produsen listrik swasta. Perseroan saat ini fokus mengembangkan proyek pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan yakni PLTMH.

“Kami fokus di Indonesia Timur, Sulawesi Selatan dengan mengembangkan sejumlah PLTMH berkapasitas total 50 megawatt (MW),” ungkap dia.

Sewatama menargetkan membangun dan mengoperasikan sejumlah pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) dengan total kapasitas hingga 50 megawatt (MW) di Sulawesi Selatan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

Pada tahun ini, Sewatama melalui PT Punggawa Nagata Dinamika Hidro akan membangun PLTMH Sapaya, Sulawesi Selatan. PLTMH Sapaya akan menyuplai listrik ke PT PLN (Persero) melalui Sistem Distribusi rayon Kalebajeng untuk melistriki wilayah kabupaten Gowa melalui feeder Parambanoa. Selain itu, Sewatama juga membangun PLTMH Ma’dong di Toraja Utara berkapasitas 10 MW.

Kedua PLTMH yang rencananya mulai dibangun pada tahun lalu hingga saat ini masih menunggu penandatanganan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan PLN.

Menurut Elan, Sewatama secara bertahap akan bermigrasi dari hanya sekadar menyewakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) atau genset, menjadi pengembang listrik swasta yang mengelola pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan, baik PLTMH, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) hingga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.

“Ke depan kontribusi PLTD kami kurangi hingga 40%-60% dan digantikan dengan pembangkit berbasis renewable energy,” kata dia.(AT)