JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), emiten tambang batu bara, anak usaha Banpu Plc, berencana mengembangkan tambang bawah tanah sebagai langkah untuk meningkatkan cadangan batu bara.

Bramantya Putra, Direktur Indo Tambangraya, mengatakan perseroan akan melakukan conceptual study untuk memilih kontraktor yang tepat. “Tambang bawah tanah sebagai salah satu upaya untuk mendukung konservasi cadangan. Kami akan gunakan metode top roof caving,” kata Bramantya.

Menurut Bramantya, diharapkan pada 2017 sudah ada gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan feasibility study (FS) maupun soal potensi cadangan.

Pada tiga bulan pertama 2016, Indo Tambangraya mencatat kinerja positif seiring penerapan efisien biaya sebagai jawaban terhadap rendahnya harga batu bara di pasar dunia. Strategi efisiensi biaya meliputi operasi penambangan dan kegiatan logistik penambangan, kegiatan rantai pasokan, serta pengurangan biaya tidak langsung (overhead), sehingga biaya keseluruhan dapat dikurangi.

Selain itu, penurunan harga minyak mentah menyebabkan biaya operasi dan perusahaan menjadi terkendali.Harga rata-rata batu bara pada kuartal pertama 2016 tercatat US$ 47,6 per ton atau 21% lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya. Harga yang lebih rendah ini menyebabkan penjualan bersih turun 23% dari US$ 428 juta pada kuartal I tahun lalu menjadi US$ 331 juta pada kuartal pertama tahun ini.

Margin laba bersih 21% pada periode ini, turun tipis 2% dibanding periode yang sama tahun lalu.Sepanjang kuartal I 2016, Indo Tambangraya menghasilkan 6,2 juta ton batu bara dengan penjualan 6,9 juta ton yang dikapalkan ke Jepang, Cina, India, Thailand, Filipina, negara-negara Eropa, Asia Timur, Pasifik, dan Asia Tenggara.(RA)