JAKARTA – Harga minyak kembali tertekan pada Senin (Selasa pagi WIB) dipicu prospek ekonomi yang suram di Eropa dan Asia dan penguatan  dolar AS yang membuat impor bahan bakar bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lain menjadi lebih mahal.

Harga minyak patokan AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 72 sen ke level US$ 48,35 per barel. Demikian pula minyak patokan Eropa, Brent turun ke level US$ 49,74 per barel.

Carsten Fritsch, analis Commerzban mengatakan kekhawatiran bahwa Inggris akan memilih akhir bulan ini untuk meninggalkan Uni Eropa, yang mengirim saham spiral lebih rendah pada hari Senin, juga bisa terus menekan harga minyak. “Kenaikan harga minyak terbaru didorong oleh sentimen pasar,” kata Fritsch.

Disisi lain, dolar AS telah meningkat 1,2% dari posisi terendah Juni dipicu oleh adanya kekhwatiran Brexit dan kekhawatiran atas ekonomi Asia dan prospek kenaikan potensial suku bunga AS.Kondisi perekenomian raksasa Asia, China juga menjadi salah satu faktor tertekannya harga minyak.

Pada hari Senin, Bank Sentral Eropa juga mengatakan penurunan harga minyak selama dua tahun terakhir akan memperlambat pertumbuhan global dari perkiraan sebelumnya dan dampak keseluruhan bahkan bisa negatif.

Bahkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang sebelumnya meramalkan pasar minyak dunia akan berada dalam keseimbangan yang lebih baik di paruh kedua 2016, memperingatkan pasar minyak global masih mengalami kelebihan pasokan.(RI)