NEW YORK – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, untuk pengiriman Juni naik US$1,40 atau 3,3% dan ditutup US$44,04 per barel di New York Mercantile Exchange, Selasa (Rabu pagi WIB). Harga minyak mencapai level tertinggi sejak November 2015.

Minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi patokan Eropa, untuk pengiriman Juni juga naik 2,8% atau US$1,26 ke level US$45,74 per barel.

“Pasar yang sudah menuju ke posisi yang lebih tinggi dari awal perdagangan, tampaknya telah mendapat dorongan ekstra dari laporan yang dikeluarkan Nabor Industries,” kata Bob Yawger dari Mizuho Securities. Yawger mengatakan Nabor, perusahaan pengeboran mengklaim Arab Saudi memiliki rencana untuk mengurangi jumlah rig hingga 10%.

Penguatan harga minyak juga didorong perusahaan-perusahaan energi Amerika Serikat yang terus memangkas pengeluaran. Baker Hughes, perusahaan jasa minyak menyebutkan jumlah rig aktif untuk minggu yang berakhir 22 April turun delapan menjadi 343 unit, level terendah sejak November 2009.

Tim Evans dari Citi Futures mengungkapkan penguatan harga minyak juga didorong pergerakan dolar AS yang terus melemah dan membuat pembeli menggunakan mata uang lain. Namun, penguatan harga minyak sangat rentan karena kekhawatiran masih melimpahnya pasokan global, sementara pelaku pasar menunggu rilis stok AS.(RI)