JAKARTA – Pembangunan pembangkit listrik diharapkan memacu roda perekonomian di daerah, tidak hanya sekadar membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

“Selama ini masyarakat bayar listrik tapi uangnya kan ke pusat, nah dengan adanya pengembangan di daerah adaperputaran ekonomi di daerah” kata Djoko R. Abumanan, Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan di Jakarta, Senin (25/4).

PT PLN (Persero) saat ini tengah membangun 42 pembangkit dengan kapasitas mencapai 2.852 megawatt (MW), termasuk 7.883 kilometer sirkit (kms) transmisi dengan Gardu Induk berkapasitas 3.910 MVA, PLN menargetkan proses konstruksi pembangkit itu dapat rampung 3-4 tahun mendatang.

Salah satu potensi serapan tenaga kerja adalah melalui Pembangkit ListrikTenaga Biomassa (PLTBm) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di wilayah Kalimantan.

Purnomo, General Manager PLN Wilayah Kalselteng, mengungkapkam PLTBm menggunakan kayu sebagai bahan baku primer yang ditanam dilahan sekitar pembangkit.”Kalimantan kita tahu lahannya sangat luas itu dan sangat mudah ditanamibahan baku pohon akasia untuk bahan baku energi biomassa jadi potensi EBTsangatlah besar” katanya.

Sementara itu untuk PLTBg yang bahan bakunya adalah limbah sawit potensinyabelum dikembangkan dengan maksimal. “Padahal jumlah  perusahaan kelapasawit sangat banyak dan potensi limbahnya belum dikelola dengan maksimal,itu peluang besar” kata Purnomo.

PLN sendiri baru saja menyepakati perjanjian jual beli tenaga listrikdengan dengan total kapasitas masing-masing 10MW dari Biomassa dengan PTWelcron Power Kalimantan dan 2MW dari Biogas dengan PT Nagata Bio Energi.(RI)