JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik pada tiga bulan pertama 2016 mencapai 51,96 terra watt hour (TWh), naik 8,15% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Benny Marbun, Kepala Divisi Niaga PLN, mengatakan pertumbuhan penjualan Januari sampai Maret 2016 tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini. “Pertumbuhan (y-o-y) kuartal I 2013 sebesar 5,74%, 2014 sebesar 7,58%, dan 2015 sebesar 2.,64%,” kata dia, Rabu (13/4).

Pertumbuhan  penjualan listrik kuartal I 2016, terutama ditopang segmen rumah tangga sebesar 10% dan segmen bisnis 10%. Sementara segmen industri tercatat tumbuh 4,37%.

Menurut Benny, pertumbuhan penjualan listrik Maret 2016 sedikit tertahan, karena di beberapa lokasi di Indonesia terjadi banjir. Banjir di sekitar Kabupaten Bandung, cukup mengganggu operasi dan produksi pabrik-pabrik skala menengah dan besar, yang berdampak kepada menurunnya konsumsi listrik dari konsumen industri.

“Namun secara umum, pertumbuhan industri masih cukup baik, tumbuh 4,4%,” katanya.

Sepanjang Maret 2016, penjualan listrik PLN  mencapai 17,87 TWh, naik 6,73% dibandingkan Maret 2015 yang mencapai 16,74 TWh.

Untuk sektor industri, pertumbuhan yang sangat signifikan di sektor industri besar (I4), mencapai 9,13% pada kuartal I 2016. Selain itu, konsumsi listrik bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan penyangga perekonomian Indonesia juga naik 6,1%  dan 9,7% untuk sektor bisnis.

Subsidi

Pencabutan subsidi bagi pelanggan 900 VoltAmpere (VA) diminta dilakukan bertahap, sehingga pelanggan tidak langsung merasakan kenaikan hingga 140% sekaligus.

Ramson Siagian, Anggota Komisi VII DPR, mengatakan pada dasarnya pencabutan subsidi merupakan langkah agar subsidi yang diberikan tepat sasaran. “Tapi jangan langsung 18 juta pelanggan itu dicabut subsidinya, harus lebih selektif. Selain itu jangan dicabut secara drastis total dan harus bertahap,” katanya.

Menurut Ramson, dari sebanyak 18 juta pelanggan yang rencananya akan dicabut subsidinya masih harus dikaji secara mendalam karena bisa jadi ada pelanggan yang sebenarnya masih membutuhkan subsidi.

“Teman-teman di DPR sepakat dan tidak menyarankan untuk mencabut subsidi pada Juni-Juli nanti karena bertepatan dengan bulan puasa dan Hari Raya Lebaran,” ungkapnya.

Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan telah melaporkan hasil verifikasi data dari PLN ke Presiden Joko Widodo.

“Kami sudah melakukan verifikasi sesuai dengan hasil rapat terbatas terakhir yang membahas tentang listrik. Laporan sudah kami berikan dan tinggal menunggu keputusan dari Presiden,” kata Sudirman.(AT/RI)