MOROTAI – Delapan pembangkit listrik energi baru terbarukan yang merupakan bagian dari proyek infrastruktur yang dibangun pada 2015 dengan total kapasitas 10,74 megawatt di 174 lokasi mulai dioperasikan.

Kedelapan proyek tersebut adalah PLTS Hybrid 350 kW di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan, Maluku Utara; PLTS Hybrid 100 kw di Desa Adaut, Kecamatan Pulau Selaru, Provinsi Maluku; PLTS Hybrid 250 kw di Desa Tutukembong, Kecamatan Nirunmas, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku; PLTS Hybrid 100 kw di Desa Bomaki, Kecamatan Pulau Tanimbar Selatan, Maluku; PLTS Terpusat 15 kw di Desa Kampung Harapan Jaya, Kecamatan Misool Selatan, Papua Barat; PLTMH 280 kw di Desa Temel, Kecamatan Ayamaru Jaya, Papua Barat; PLTS Hybrid 100 kw di Desa Waropko, Kecamatan Waropko, Papua; dan PLTS Hybrid 100 kw di Desa Kampung Sota, Kecamatan Sota, Papua.

Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pada tahun 2016, Kementerian ESDM membangun lagi PLT energi terbarukan di 131 lokasi dengan kapasitas mencapai 31 MW.

“Ini memang adalah jumlah yang tidak besar, namun manfaatnya bagi masyarakat didaerah pulau, terluar dan terisolasi adalah sangat besar,” kata Sudirman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/4).

Pemerintah telah berkomitmen dan sedang merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu megawatt (MW), sebesar 25% di antaranya atau sekitar 8.800 MW, diupayakan dari energi terbarukan. Pembangkit 8.800 MW tersebut akan berasal dari: energi surya sebasar 4.000MW; energi bio, termasuk energi sampah, sebesar 1.000MW; energi panas bumi sebesar 1.500MW; energi air sebesar 1.800MW; dan energi angin sebesar 500MW.

Pengembangan energi terbarukan melengkapi secara signifikan program 35.000MW melalui tiga pendekatan khusus: 1) mempercepat diversifikasi energi menuju pencapaian target bauran energi 23% dari energi baru terbarukan pada 2025, 2) melakukan konversi dari pembangkit listrik tenaga diesel menjadi energi terbarukan, dan 3) membangun tambahan terhadap pembangkit listrik yang sudah ada termasuk mempercepat pembangun kelistrikan dipulau-pulau, daerah terluar dan terisolasi.

Sudah merupakan komitmen pemerintah untuk menghindari pemakaian bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar pembangkit. Program 35.000 MW yang saat ini sedang bergulir ditargetkan sebesar 8.800 MW dihasilkan dari energi baru terbarukan.“Pemerintah telah berkomitmen dan sedang merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu Megawatt (MW). 25% dari target tersebut, atau sekitar 8.800 MW, diupayakan dari energi terbarukan,” tandas Sudirman.(RA)