NEW YORK – Keraguan pasar yang meningkat terhadap kesepakatan produsen-produsen utama untuk membatasi produksi minyak dalam rangka memperkuat harga membuat harga minyak makin tertekan pada Senin (Selasa pagi WIB).

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun US$1,09 ke level US$35,70 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea, patokan global, untuk pengiriman Juni turun 98 sen ke level US$37,69 per barel di perdagangan London.

Harga minyak yang sebelumnya telah bergerak di atas level US$40 per barel pada awal Maret 2016 seiring harapan terhadap pertemuan para produsen minyak utama pada 17 April di Doha, Qatar guna menyepakati pembatasan produks, kini kembali bergerak turun. Kepercayaan akan keberhasilan pertemuan tersebut menipis menyusul pernyataan Mohammad bin Salman, Wakil Putra Mahkota Arab Saudi bahwa Arab Saudi hanya akan menahan produksi jika Iran dan produsen lainnya melakukan hal serupa.

Padahal disisi lain, para pejabat Iran sudah menegaskan negara itu tidak akan berpartisipasi dalam pembekuan produksi sampai produksinya mencapai tingkat yang sama sebelum sanksi-sanksi internasional diterapkan.

Bijan Zanganeh, Menteri Perminyakan Iran, mengatakan pada Minggu bahwa ekspor minyak Iran telah melampaui dua juta barel per hari menyusul pencabutan sanksi internasional. Rusia juga telah memproduksi minyak secara agresif, mencapai 10,91 juta barel per hari pada Maret. Itu adalah tingkat tertinggi dalam 30 tahun terakhir dan sedikit lebih tinggi dari Januari.

“Sekarang tampaknya cukup jelas bahwa Saudi cukup bersikeras bahwa mereka tidak akan berpartisipasi, tanpa Iran menunjukkan niat setara,” kata Bart Melek, Kepala Analis Komoditas TD Securities.(AT)