JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyelesaikan seluruh mekanisme likuidasi terhadap anak usahanya di Singapura, Pertamina Energy Trading Limited (Petral) berikut entintasnya termasuk Pertamina Energy Services (PES) dan Zambesi Limited. Proses tersebut diklaim lebih cepat dibandingkan dengan target sebelumnya yaitu Juni 2016.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan penyelesaian likuidasi Petral telah melewati persetujuan sejumlah pihak termasuk Dewan Direksi dan Komisaris Pertamina yang diakomodir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina.

Tak hanya itu, Pertamina juga sudah melakukan tahapan financial tax and legal due dilligence di sejumlah negara tempat terdaftarnya perusahaan Grup Petral. “Setelah proses tax clearance dari otoritas pajak Hong Kong, Zambesi dan Petral akan dissolved dan proyeksi kami hal tersebut dapat tuntas pada pertengahan tahun ini. Untuk PES sendiri di bawah kontrol likuidator akan terlebih dahulu menuntaskan masalah utang piutang dan akan menyusul dissolve,” ungkap Dwi di Jakarta, Senin (4/4).

Arief Budiman, Direktur Keuangan Pertamina, menyatakan sebenarnya PES yang dibawah kontrol likuidator Singapura sudah melakukan penagihan utang piutang sejak mei 2015.”Sesuai permintaan pemegang saham April ini kami akan melaporkan posisi dan kekuatan hutang piutang agar nantinya bisa ditentukan bersama apa yangharus dilakukan mengenai likuidasi penuh PES,” tandas Arif.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan hal-hal yang kurang baik di masa lalu melalui Petral agar ditinggalkan Pertamina dan diganti dengan budaya yang jauh lebih baik.“Untuk tahapan likuidasi saya kira masih relatif sesuai dengan rekomendasi Tim Pak Faisal Basri saat itu,” kata dia.(RI/RA)