AMBON – Presiden Joko Widodo menegaskan pembangunan infrastruktur berskala besar, seperti Blok Masela yang memiliki cadangan gas terbesar di dunia harus memberikan dampak yang signifikan bagi daerah sekitarnya. Oleh sebab itu, kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) diputuskan dibangun di darat.

“Apabila kilang dibangun di darat, akan memudahkan pengawasan pembangunannya, tidak seperti jika dibangun di laut,” ujar Presiden di Ambon, Senin (4/4).

Menurut Presiden, perlu penyiapan disain kewilayahan. Presiden memberi contoh yang terjadi di Bontang, dimana kawasan Bontang menjadi enclave yang tumbuh sendiri di luar lingkungannya. “Di darat kalau tidak didisain yang baik, jadinya juga tidak baik juga. Apalagi di laut,  ini nanti menjadi super enclave, jadi rakyat hanya lihat dari jauh,” kata Presiden.

Memang dari sisi investor, lanjut Presiden,  pasti senang di laut. Tapi dari sisi pembangunan regional, Blok Masela akan lebih memberikan multiplier effect yang besar di darat.

Presiden juga mengharapkan bahwa putra-putri daerah Maluku dapat berperan dalam pengelolaan Blok Masela ketika selesai dibangun nanti pada tahun 2024, khususnya di bidang partisipasi sumber daya manusia (SDM).”Ini dibangun sekitar 8 tahun yang akan datang. Mestinya SDM diambil oleh Maluku, jangan sampai saya sudah maksa di darat seperti ini, nanti dari luar (tenaga kerjanya),” kata Presiden dalam keterangan tertulisnya.

Presiden telah memerintahkan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mempersiapkan ahli-ahli minyak dan gas dari Universitas Pattimura sehingga dalam kurun waktu 4-5 tahun yang akan datang tenaga terampil sudah siap. “Saya perintahkan ke Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi siapkan Politeknik Ambon dan Universitas Pattimura. Siapkan ini. Tidak ada lagi alasan SDM tidak ada. Dihitung sekalian dari sekarang, kalau mereka butuh 1000, siapkan 2.000,” ungkap Presiden.(RA)