JAKARTA – PT Pertamina Retail, anak perusahaan PT Pertamina (Persero)  bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penggunaan Radio Frequency Identification (RFID) pada kendaraan operasional dinas kebersihan. Penggunaan RFID dinilai sangat efektif dalam upaya meningkatkan transparansi dan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Toharso, Direktur Utama Pertamina Retail, mengatakan kartu RFID selama ini digunakan perusahaan sebagai alat transaksi pembayaran bagi pelanggan korporasi yang membeli BBM di SPBU Pertamina COCO. Adapun, penggunaan kartu RFID untuk Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara Pertamina dan Pemprov DKI Jakarta untuk Pengembangan Infrastruktur Migas, Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

“Penggunaan kartu RFID untuk Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta Ini adalah milestone sebelum diperluas ke dinas-dinas lainnya,”  kata Toharso, Senin (4/4).

Saat ini, kartu RFID telah terdistribusi untuk kendaraan operasional Dinas Kebersihan, sebanyak 2.500 kartu dan akan meningkat menjadi sedikitnya 6.000 kartu RFID untuk seluruh dinas Pemprov DKI Jakarta yang berlangganan BBM Pertamina. Total dinas Pemprov DKI Jakarta yang sudah berlangganan BBM Pertamina saat ini sebanyak 370 SKPD & UKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)  dan UKPD (Unit Kerja Perangkat Daerah) dengan total anggaran sekitar Rp396,8 miliar per tahun.

Adapun, secara keseluruhan Pertamina Retail telah menerbitkan sekitar 35.000 kartu RFID. Dengan jumlah SPBU COCO yang terus bertambah, diharapkan penggunaan kanu tersebut oleh para pelanggan BZB Pertamina Retail juga semakin meluas.

RFID adalah wujud teknologi digital dalam bentuk kartu yang saat ini telah banyak dipergunakan dalam bisnis e-maney yang dikeiuarkan oleh Bank. Dengan menggunakan RFID, konsumen akan mendapai beberapa kelebihan yaitu aman dalam penggunaan karena satu kartu hanya dipergunakan untuk satu kendaraan sesuai Nomor Polisi kendaraan tersebut, fleksibel karena adanya daily limit sistem dalam pengisian BBM, transparan dengan pelaporan penggunaan realisasi per periode, serta kontrol yang mudah, di mana pelanggan mendapatkan dua struk bukti pengisian BBM.(RA)