JAKARTA – PT Indika Energy Tbk (INDY), emiten pertambangan dan jasa energi terintegrasi, membukukan rugi bersih US$44,58 juta pada 2015, membengkak dibanding tahun sebelumnya yang mencatat kerugian US$27,63 juta. Membengkaknya kerugian Indika disebabkan penurunan nilai aset yang mencapai US$57,2 juta pada tahun lalu dan tidak tercatat pada 2014.

Manajemen Indika dalam laporannya, pekan lalu, menyebutkan, perseroan melakukan pencadangan atas penurunan nilai aset di Multi Agung Energi dan proyek Baliem sebesar US$53,2 juta. Pencadangan dilakukan dengan pertimbangan aset batu bara di PT Mitra Energi Agung, perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kutai Timur, Kalimantan Timur dan proyek Baliem tidak dapat memberikan hasil yang menguntungkan pada kondisi pasar batu bara saat ini.

Indika juga mencatat peningkatan beban keuangan dari US$69,43 juta menjadi US$71,46 juta. Sementara itu, perseroan berhasil menekan beban umum dan administrasi dari US$132,26 juta menjadi US$103,75 juta pada tahun lalu.

Disisi lain, Indika mencatat pendapatan US$1,09 miliar pada 2015, turun tipis dibanding 2014 yang mencapai US$1,1 miliar. Pendapatan Indika berasal dari pendapatan kontrak dan jasa yang mencapai 75,9% atau sebesar US$833,94 juta dan sisanya, 24,1% berasal dari penjualan batu bara.

Kontributor pendapatan terbesar Indika berasal dari Exxon Mobil Cepu, Ltd dan JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi.(AT)