NEW YORK – Fokus pasar terhadap kelebihan pasokan minyak mentah global membuat penguatan harga minyak pada Kamis (Jumat pagi WIB) relatif terbatas. Penguatan harga minyak didorong penurunan tajam nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Mei, bertambah dua sen ditutup pada level US$38,34 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan global, naik 34 sen dibanding penutupan Rabu menjadi US$39,60 per barel di perdagangan London.

“Dolar turun tajam dan berada di titik terendah dalam lima bulan terakhir, sehingga minyak mentah kembali, reli ke (posisi) hijau,” kata Bob Yawger dari Mizuho Securities USA.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,35% menjadi 94,525 pada akhir perdagangan Kamis. Pelemahan greenback akan memicu daya tarik komoditas yang dihargakan dalam dolar untuk pembeli yang menggunakan mata uang kuat.

Disisi lain, data persediaan minyak mentah AS telah naik minggu lalu ke rekor tinggi lain. Produsen negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC juga melaporkan kenaikan produksi sepanjang Maret 2016 sebesar 100 ribu per barel.

Yawger menunjuk laporan bahwa OPEC telah meningkatkan produksi pada Maret, sekalipun kartel 13 negara itu berencana untuk bertemu dengan produsen non-OPEC pada 17 April di Doha ntuk membahas potensi pembekuan produksi guna menstabilkan pasar. Harga minyak turun lebih dari 60% dari pertengahan 2014.”Kenaikan itu dalam menghadapi pertemuan 17 April, jadi itu pengembangan bearish dan membantu untuk sisi negatifnya,” tandasnya.(AT)