JAKARTA – Pemerintah Swiss tertarik untuk bekerja sama dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Hal ini diungkapkan Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) usai bertemu dengan Wakil Presiden Swiss Doris Leuthard, Kamis (31/3).

 

“Mereka sangat tertarik, tadi Ibu Wapres Swiss pertanyakan kebijakan indonesia terkait BET, apakah ada instrumen untuk mempercepatnya, serta insentif apa yang diberikan pemerintah,” kata Rida.

Lebih lanjut menurut Rida sektor yang paling diminati Swiss adalah adalah solarcell, biomassa serta hidro. Pemerintah Swiss menawarkan diri tidak hanya membawa alat atau teknologi, tapi juga berniat membuat pabriknya di Indonesia.

Menurut dia, tawaran pemerintah Swiss positif, karena dengan demikian lapangan kerja bisa tercipta. Selain itu juga ada transfer teknologi. Ke depan, kedua negara akan menandatangani nota kesepahaman sebelum dibentuk Energy Working Group (EWG).

“Setelah ada MoU dan EWG baru pelaksanaannya ada dipihak swasta nanti, baru kemudian Industri bergerak” kata Rida.

Swiss merupakan salah satu negara yang memiliki success story terkait pengembangan EBT, dimana 90% kebutuhan energinya sudah dipenuhi dari energi baru terbarukan. Sebesar 60% berasal dari energi hidro dan 30% berasal dari energi nuklir yang dipasok dari luar negeri serta 10% berasal dari tenaga angin dan energi lainnya.(RI)