JAKARTA – Pemerintah dinilai harus mulai menjalankan rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas (Migas) untuk menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dengan research octane number (RON) 88 secara bertahap.

“Intinya, sekarang mungkin belum siap 100%. Tapi kita mesti disiplin, untuk itu harus dilakukan bertahap. Daerah yang sudah siap, tidak usah menjual premium,” ujar Dito Ganinduto, Anggota Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa (29/3).

Menurut Dito, saat ini sudah tidak ada lagi referensi harga untuk bensin RON 88. Untuk itu, PT Pertamina (Persero) juga harus konsisten untuk menghapus premium secara bertahap. Apalagi masyarakat sudah makin menyadari pentingnya penggunaan BBM berkualitas untuk kendaraan bermotornya.

Penghapusan premium merupakan salah satu dari 12 rekomendasi yang dikeluarkan Tim Reformasi Migas yang mengakhiri tugasnya pada Mei 2015.

Affandi. Vice President  Fuel Retail and Marketing Pertamina, mengatakan konsumsi BBM jenis pertamax dengan RON92 sepanjang tahun lalu naik empat kali lipat dibanding 2014. Sementara itu, konsumsi premium justru turun 8%.

“Tapi secara rasio, pertamax memang baru 10% dari total konsumsi BBM,” kata dia.(AT)