JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi baru bara nasional 103 juta ton sepanjang periode tiga bulan pertama 2016, naik enam juta ton dibanding realisasi produksi periode yang sama 2015 sebesar 97 juta ton. Sujatmiko, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM, mengatakan target produksi batu bara 2016 sebesar 419 juta ton, atau turun 6 juta ton dibanding 2015.

“Turun karena perlakuan batu bara sebagai sumber energi sehingga produksinya perlahan diturunkan karena pengguna batu bara domestik belum meningkat signifikan. Proyeksi produksi kuartal I sebesar 103 juta ton,” kata dia kepada Dunia Energi.

Menurut Sujatmiko, untuk komposisi penjualan batu bara ekspor dan domestik, diperkirakan masing-masing sebesar 75% dan 25%.

Sementara itu, harga batu bara acuan (HBA) Maret 2016 sebesar US$ 51,62 per ton. HBA itu  naik sebesar US$0,7 atau  1,37% dibanding dengan HBA Februari 2016 sebesar US$50,92.

Kenaikan HBA Maret 2016 mengakhiri tren penurunan HBA selama 11 bulan terakhir yang terjadi mulai dari HBA April 2015  yang terus menurun hingga HBA Februari 2016.

Sementara itu, jika dibanding dengan HBA Maret  2015, yakni sebesar US$67,76 (year on year) maka HBA tahun ini  turun signifikan sebesar US$16 atau turun 23,8%

“Perusahaan batu bara dituntut untuk melakukan efisiensi biaya agar tetap bisa berproduksi dan tetap ada margin dan menghindari PHK karyawan,” tandas Sujatmiko.

Pongsak Thongampai, Presiden Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), mengatakan walaupun prospek jangka panjang usaha dibidang sumber daya energi cukup kuat, perseroan tetap fokus pada tantangan saat ini.

“Sambil menunggu kondisi pasar membaik dengan menguatnya pertumbuhan ekonomi, manajemen tetap fokus pada optimalisasi penambangan, menyesuaikan produk batu bara sesuai dengan kebutuhan pelanggan, serta mendistribusikan dengan tepat waktu,” tandas Thongampai.(RA)