JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO), emiten batu bara, membukukan pendapatan US$2,68 miliar pada tahun lalu, turun 19% dibanding realisasi pendapatan 2014. Penurunan pendapatan disebabkan turunnya volume penjualan batu bara sebesar 7% dan harga jual rata-rata turun 14%. Seiring penurunan pendapatan, laba bersih Adaro turum 17% menjadi US$151 juta. Penurunan laba juga akibat beban penurunan nilai non kas yang bersifat hanya satu kali.

“Kegiatan operasional tetap berjalan baik di tengah tantangan yang dihadapi dinpasar batu bara dan ketidakstabilan ekonomi dunia,” ungkap Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy, Senin (14/3).

Menurut Garibaldi, penurunan saat ini merupakan bagian dari siklus dan fundamental batu bara tetap kokoh. Indonesia, negara-negara Asia Tenggara dan India diperkirakan akan membutuhkan batu bara dengan skala yang lebih besar untuk memastikan kecukupan pasokan listrik demi mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Adaro tetap fokus untuk bertahan di bisnis yang telah dibangjn dan senantiasa menerapkan strategi untuk memperkuat bisnis inti demi kesimbungan bisnis,” katanya.

Manajemen Adaro mencatat iklim ekonomi global beserta dampaknya terhadap harga batu bara menimbulkan tantangan yang signifikan di sepanjang 2015. Selain kelebihan pasokan yang terus menekan industri ini, penurunan pertumbuhan permintaan di China juga menambah tekanan terhadap harga. Hal ini mempengaruhi harga rata-rata Adaro, yang turun 14% dari harga 2014. Ditambah dengan penurunan volume penjualan sebesar 7% atau menjadi 53,11 juta ton

Walaupun harus menghadapi kondisi yang sulit ini, kegiatan operasional Adaro tetap dapat dijalankan dengan baik. Sementara total produksi batu bara turun 8% menjadi 51,46 juta ton, atau sedikit di bawah target yang telah ditetapkan pada kisaran 52 sampai 54 juta ton, Adaro mencatat kenaikan produksi sebesar 25% dari tambang Balangan hingga menjadi 1,11 juta ton.

Pada kuartal IV 2015, Adaro meluncurkan produk baru yang merupakan campuran batu bara Wara dan Balangan, yang mendapat sambutan baik dari para pelanggan di India maupun China. Adaro terus menjadi pemasok utama untuk pasar domestik dan berkomitmen untuk memasok permintaan domestik terhadap batu bara yang terus meningkat di Indonesia.(AT)