NUSA DUA – Pemerintah mengklaim hingga saat ini 17,3 gigawatt atau 17.300 megawatt (MW) dari proyek pembangkit listrik 35 ribu MW sudah terkontrak. Dari 35 ribu MW, 25% atau 8.800 MW akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

“Sampai dengan saat ini progress pembangunan ketenagalistrikan 35 ribu MW telah mencapai sebesar 17,3 GW yang telah terkontrak, 2,7 GW di antaranya berasal dari EBT,” kata Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut Sudirman, guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan, pemerintah di antaranya membuat kebijakan-kebijakan fundamental untuk mendorong realisasi energi bersih, antara lain dengan menyiapkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dengan target pengembangan energi baru terbarukan sebesar 46 GW pada 2025.

“Kita juga melakukan mandatory penggunaan biodiesel 20% serta menerbitkan Perpres tentang percepatan pembangunan ketenagalistrikan yang mengutamakan energi baru terbarukan,” tambah dia.

Selain itu, lanjut Sudirman, pemerintah menerbitkan sejumlah peraturan premium energi baru terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi, hidro dan sampah kota. “Dengan kebijakan dan komitmen yang tinggi kita skrg ada pada titik dimana realisasi energi bersih menjadi keniscayaan kepada seluruh pihak,” kata dia.

Sudirman mengatakan, untuk menjamin terwujudnya energi yang berkelanjutan bagi semua, disiapkan program Indonesia terang, dimana saat ini masih ada 12.659 desa di Indonesia yang belum terlayani listrik PLN dan di antaranya 2.519 masih gelap gulita di malam hari.

“Kami akan mendorong upaya melistriki desa desa ini dengan energi baru terbarukan, dimana Centre Of Excellence Indonesia akan menjadi penggerak utama program Indonesia terang,” tutur dia.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mencermati banyak negara yang memiliki kemampuan, tetapi kurang memiliki teknologi. Sementara banyak negara yang memiliki teknologi, tetapi tidak mempunyai sumber daya alam yang memadai.

“Indonesia dalam hal ini beruntung, komponennya lengkap dalam hal renewable atau clean energy,” ungkap dia.

Menurut Wapres, Indonesia memiliki sumber gas yang cukup, bahkan untuk mengekspor ke luar negeri. “Untuk itu potensi gas ini akan dengan mudah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk masa yang akan datang,” tambah dia.

Selain itu, kata Wapres, sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia memiliki kemampuan dalam membuat solar energi, karena di Indonesia sepanjang tahun lebih banyak mendapatkan sinar matahari. Indonesia juga memiliki banyak gunung berapi, artinya Indonesia memiliki sumber geothermal, yang mencapai 40% dari sumber yang ada di seluruh dunia. Di samping itu, Indonesia merupakan negara archipelago (kepulauan), sehingga menjadi sumber angin yang penting. Di tambah lagi, Indonesia memiliki banyak sungai, artinya memiliki kemampuan membangun hydro electric.

“Selain teknologi, kerja sama dibutuhkan untuk menciptakan clean energy. Kami mengundang investor untuk berinvestasi, khususnya terkait clean energy, pemerintah telah membuat peraturan-peraturan dan prosedur yang memudahkan investor untuk berinvestasi,” tandas Wapres.(EA)