JAKARTA – Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada Januari 2016 sebesar US$ 27,49 per barel, turun sebesar US$ 7,98 per barel dibanding Desember 2015 yang mencapai US$ 35,47 per barel berdasarkan perhitungan formula ICP Tim Harga Minyak Indonesia.

Tim juga mencatat rata-rata harga Minas/SLC pada Januari 2016 mencapai US$ 26,63 per barel, turun sebesar US$ 7,98 per barel dari US$ 34,61 per barel pada Desember 2015.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar Internasional, yang diakibatkan beberapa faktor yakni: menningkatnya pasokan minyak mentah dunia sebesar 500 ribu barel per hari terutama setelah dicabutnya sanksi ekonomi Iran pada 16 Januari 2016.

Berdasarkan publikasi organisasi negara-negara produsen minyak, OPEC Januari 2016, proyeksi pasokan negara-negara Non-OPEC pada 2015 direvisi meningkat 0,23 juta barel per hari dibandingkan publikasi OPEC Desember 2015.

Selain itu, terjadi penurunan permintaan minyak mentah Tiongkok untuk kuartal I 2016 sebesar 400 ribu barel per hari dibandingkan kuartal IV 2015 yang disebabkan melemahnya indikator ekonomi dan devaluasi mata uang Yuan.Berdasarkan publikasi OPEC Januari 2016, permintaan minyak dunia kuartal I 2016 menurun 0,6 juta barel per hari dibanding kuartal IV tahun 2015.

Laporan EIA (Energy Information Administration) Januari 2016, terdapat peningkatan stok minyak mentah sebesar 7,5 juta barel, stok distillate sebesar 7,4 juta barel dan stok gasoline sebesar 27,1 juta barel di Amerika Serikat pada akhir bulanJanuari 2016 dibandingkan stok pada akhir bulan Desember 2015.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah dipengaruhi oleh mulai diaktifkan kembali reaktor nuklir sebesar 700 MW milik Korea Selatan yang dioperasikan oleh Korea Hydro & Nuclear Power dan menurunnya permintaan tenaga listrik di Jepang sebesar 63,60 milliar kWh (6,3%) dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.(AT)