BATANGTORU – Tambang Emas Martabe berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan mata masyarakat. Total 965 mata  atau 730 orang telah memetik manfaat dari rangkaian program “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Tentara Padangsidimpuan pada 24-27 Januari 2016, Rumah Sakit Tentara Pematangsiantar pada 19-21 Januari 2016, dan Puskesmas Rawat Inap Batangtoru pada 21 November 2015. Usia pasien operasi terentang antara 9 hingga 90 tahun.

Sebanyak 921 mata dari 694 orang dari berbagai daerah di Sumatra Utara berhasil dioperasi katarak dan memperoleh penglihatan kembali, ditambah dengan 44 mata dari 36 orang yang turut menjalani operasi pterygium. Dalam menjalankan kegiatan ini, Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV), dan Kodam I Bukit Barisan selama pelaksanaan operasi. Sejak 2011, operasi katarak telah dilakukan empat kali.

Foto 3

“Penglihatan berhasil diraih oleh 965 mata dari kuota 1.500 mata bebas katarak yang kami tawarkan selama program yang digelar sejak akhir 2015 hingga awal 2016. Kami berharap penglihatan baru ini dapat meningkatkan produktivitas setiap anggota masyarakat. Ini merupakan wujud nyata komitmen kami mendukung peningkatan kualitas kehidupan masyarakat yang berkontribusi positif pada akselerasi pembangunan Sumatra Utara,” ujar Linda Siahaan, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, Jumat.

Rangkaian program dibuka dengan penyelenggaraan sosialisasi Pekan Informasi Katarak yang membekali lebih dari seribu pemuka masyarakat desa, tokoh adat dan agama, guru, penggerak PKK, aparat, tenaga kesehatan dan kader penyuluh. Acara ini digelar 28-30 September 2015 di Makodim Tarutung, Koramil Madina, Puskesmas Rawat Inap Batang Toru, Makodim Padangsidimpuan, dan Makodim Sibolga. Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pemeriksaan mata gratis yang diselenggarakan di Puskesmas Rawat Inap Batangtoru (20 November 2015), Kodim Lama Siantar, Makodim 0211/TT Sibolga dan Makodim 0210/TU Tarutung (21 November 2015) serta Kodim 0212/TS Padangsidimpuan (23 November 2015). Lebih dari 1.200 orang memanfaatkan layanan ini dimana lebih dari setengah terdeteksi mengalami katarak dan menjalani operasi.

Enam dokter spesialis mata handal Indonesia terlibat sepenuhnya. Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus program agar dapat membaktikan ilmunya bagi masyarakat pra-sejahtera.  Sejak 2011, empat orang dokter spesialis mata di Sumatra Utara telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan mengembangkan kapasitas mereka dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil (smallincision cataract surgery) dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah.

Menurut Linda, pemulihan penglihatan bagi anggota keluarga akan memberi dampak signifikan dalam mengurangi kesulitan perekonomian keluarga, karena orang yang mendapatkan penglihatan dan anggota keluarga yang biasa merawatnya dapat kembali mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Foto 4

Torkis (45 tahun), warga Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailling Natal (Madina), merasa lega karena seluruh anggota keluarganya, yakni istrinya Mariana (43), dan anak-anaknya, yaitu Sopiahrini (21), Ilham (14), Irman (13), dan Anna Mupidah (11) akhirnya dapat menjalani operasi katarak pada 25 Januari 2016 di Rumah Sakit Tentara Losungbatu, Padangsidimpuan.

Telah lebih dari tiga tahun katarak pada kedua mata Ilham menghalanginya meraih prestasi di sekolah. “Dulu saya tidak bisa melihat papan tulis dari tempat duduk saya di kelas dan harus mendekatkan buku pelajaran ke mata saat membaca di rumah. Sekarang saya dapat melihat jelas dan saya ingin mendapat ranking di kelas,” ujarnya.  Ilham juga berharap adik-adiknya juga bisa berprestasi di sekolahnya pasca operasi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian Hardono  berharap pemulihan penglihatan yang telah berhasil diperoleh melalui operasi ini dapat dimaksimalkan selama satu bulan masa rawat mandiri pasca operasi. “Ketelatenan pasien dan keluarga dalam merawat mata pasca operasi amat menentukan. Kami ingin menginspirasi masyarakat luas tentang hadirnya kesempatan kedua untuk hidup kembali produktif,” ungkapnya.  

Sejak 2011, program ini telah mendukung peningkatan pemahaman lebih dari 3.500 anggota masyarakat, memfasilitasi pemeriksaan mata gratis kepada lebih dari 12.000 orang, dan 4.230 orang telah menjalani operasi katarak dengan tingkat keberhasilan 100%.  Pasien termuda yang berhasil dioperasi berusia delapan bulan dan pasien tertua berusia 108 tahun.

Dukungan dana yang disalurkan Tambang Emas Martabe untuk penyelenggaraan program ini terus meningkat setiap tahunnya.  Pada 2011, dananya sebesar US$40 ribu,  tahun berikutnya  naik menjadi US$75 ribu. Dana yang dialokasikan pada 2014,sebesar US$110 ribu dan  US$120 ribu pada tahun lalu.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 kilometer per segi, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 70 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak berbiaya rendah.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95% , dan pemegang 5%  saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung,

Lebih dari dua ribu orang bekerja di Tambang Emas Martabe, 70%  direkrut dari masyarakat di empat belas desa di sekitar tambang.  Martabe akan menjadi standar acuan bagi G-Resources untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia dan di wilayah lain, dan terus bertumbuh dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja, kelestarian lingkungan, dan pengembangan masyarakat. (LH)