BANDUNG – Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan groundbreaking proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dalam kesempatan itu, Presiden berkesempatan mengoperasikan eksavator produksi PT Pindad (Persero).

Presiden mengatakan pengembangan moda transportasi massal yang terintegrasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Selain itu, keberadaan infrastruktur ini akan mendorong pusat-pusat atau kawasan pertumbuhan baru. ” Kereta api cepat Jakarta-Bandung akan terintegrasi dengan LRT Jabodetabek dan LRT Bandung Raya,” katanya, di Cikalong Wetan, Kamis.

Dia menambahkan pembangunan kereta cepat ini tidak menggunakan dana APBN atau pun dana jaminan dari pemerintah. Dana APBN akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur di luar Jawa. Dengan demikian, katanya, akan ada pemerataan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa.

Dia menilai akan ada permintaan untuk membangun kereta cepat di wilayah lain, semisal ruas Jakarta-Surabaya. Jokowi menegaskan untuk daerah-daerah yang telah maju, investasi pembangunan akan diarahkan didanai kerjasama antar swasta dengan BUMN.

Groundbreaking dilaksanakan di Kebun Teh Mandala Wangi Maswati, Bandung Barat, milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Wilayah ini dipilih sebagai lokasi peresmian karena selain akan dilewati jalur kereta api cepat, juga akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) yang akan menyatu dengan pengembangan Kota Baru Walini.

Menurut Direktur Utama PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan, proyek ini akan menelan investasi sebesar US$5,573 miliar. Investasi berasal dari konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium China Railways dengan skema business to business. (LH)