JAKARTA – Pemerintah akan mendorong swasta ikut membangun proyek-proyek kelistrikan di pulau-pulau terluar karena keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pemerintah melalui Kementerian ESDM tengah merancang program pembangunan infrastruktur energi berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk desa-desa yang pendanaannya melibatkan investor.

“APBN tidak mungkin menutupi semua. Untuk itu dengan mekanisme swasta yang ikut berpartisipasi, target melistriki pulau-pulau terpencil dan terluar dapat dengan cepat direalisasikan,” ujar Rida.

Sudirman Said, Menteri ESDM, mengungkapkan di Pulau Selaru yang mempunyai tujuh desa, baru tiga di antaranya yang sudah dialiri listrik.

“Yang baru dapat listrik baru tiga, yang empat desa masih gelap. Nelayan di sana hanya bisa melaut untuk kebutuhan sendiri dan sekitarnya karena tidak punya kapasitas penyimpanan,” ungkap dia.

Menurut Sudirman, di perbatasan Timor Leste, listriknya lebih maju dibanding wilayah Nusa Tenggara Timur yang menjadi bagian dari wilayah Indonesia.

Fokus pembangunan kawasan timur dan pulau terluar juga sesuai dengan desakan Dewan Energi Nasional (DEN) dengan memprioritaskan pada pembangkit EBT. Untuk itu, langkah yang dilakukan pemerintah adalah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pada tahun ini sekitar 131 unit PLTS akan dibangun Kementerian ESDM dengan kapasitas sebesar 15 kilo watt peak (kWp) hingga 250 kWp.

Elan B. Fuadi, Presiden Direktur PT Sumberdaya Sewatama, anak usaha PT ABM Investama Tbk (ABMM) di sektor ketenagalistrikan, mengatakan perusahaan dalam waktu dekat akan mengajukan proposal dalam pengembangan listrik di daerah terluar dengan teknologi hybrid.

“Kita eksplore insentif-insentif yang ditawarkan pemerintah untuk pengembangan pembangkit berbasis renewable energy,” kata dia.

Teknologi hybrid yang dikembangkan Caterpillar merupakan teknologi yang menggabungkan pembangkit tenaga diesel (genset), pembangkit tenaga surya dan baterai. Teknologi tersebut diklaim bisa menekan ongkos operaasional, terutama dalam penggunaan bahan bakar minyak (diesel) maupun gas.(AT)