JAKARTA – PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) mulai bergerak di sektor usaha pembangkit listrik dengan membentuk anak usaha, PT Unitra Persada Energia. Pembentukan Unitra menjadikan United Tractors sebagai perusahaan energi terintegrasi, setelah sebelumnya memiliki anak usaha di sektor pertambangan, PT Tuah Turangga Agung dan perusahaan kontraktor jasa tambang melalui PT Pamapersada Nusantara.

Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractor, mengatakan Unitra bergerak dalam bidang industri pembangkit listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, penjualan, transmisi dan distribusi serta usaha lain terkait ketenagalistrikan.

“Tujuan pembentukan Unitra sebagai bentuk ekspansi dan diversifikasi kegiatan usaha perseroan,” kata Sara.

Perseroan dalam keterangannya menyebutkan Unitra telah disahkan Menteri Hukum dan HAM pada 14 Desember 2015.

Djoko Pranoto, Direktur Grup Astra, sebelumnya mengatakan peluang swasta di proyek 35 ribu megawatt (MW) sangat terbuka lebar untuk lima tahun ke depan. Pasalnya, pemerintah menjatahkan porsi penyediaan listrik oleh swasta melalui skema pembelian listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sebesar 30 ribu MW atau 85,7% dari total daya listrik yang dicanangkan.

“Proyek 35 ribu MW ini menjadi peluang kami untuk masuk ke pengusahaan bisnis power plant. Proyek ini akan kami masukkan ke anak dari anak usaha kami (cucu usaha) ke depannya,” kata Djoko.

Sektor usaha pertambangan dan jasa tambang tercatat memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan United Tractors, di luar pendapatan dari segmen usaha penjualan alat berat. Pamapersada Nusantara hingga sembilan bulan pertama 2015 mencatat pendapatan Rp23,4 triliun, turun 7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pamapersada berkontribusi 61% dari total pendapatan perseroan sebesar Rp38,3 triliun, turun 6% dibanding periode sembilan bulan 2014.

Penurunan pendapatan Pamapersada disebabkan turunnya volume produksi batu bara milik klien menjadi 81,3 juta pada periode Januari-September 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, volume pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) turun dari 611 juta bank cubic meter (bcm) menjadi 593,1 juta bcm.Pada 2015, United Tractors menargetkan produksi batu bara milik klien Pamapersada sebesar 110 juta ton atau naik sembilan juta ton dibanding realisasi produksi tahun lalu 101 juta ton. Selain itu, realisasi overburden removal ditargetkan di kisaran 745 juta bcm atau relatif menurun dari sebelumnya 806,4 juta bcm pada 2014.

Sementera itu, Tuah Turangga Agung, memberikan kontribusi 9% terhadap pendapatan perseroan. Tuah Turangga mencatat pendapatan Rp 3,3 triliun. Pendapatan Tuah Turangga hingga sembilan bulan 2015 turun 13% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan pendapatan disebabkan turunnya volume penjualan batu bara sebesar 13% menjadi 3,9 juta ton.

United Tractors pada tahun ini berencana memangkas kegiatan produksi batu bara untuk mendukung efisiensi dari kegiatan penambangan sehingga pelemahan harga tidak memukul kinerja keuangan perseroan. United Tractors berencana akan memangkas 50% produksi atau penjualan batu bara pada 2015. (AT)