JAKARTA – PT PLN (Persero) akan mendatangkan empat Kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP), menyusul kedatangan MVPP Karadeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 120 megawatt (MW). MVPP Karadeniz akan dioperasikan di Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Empat MVPP lainnya akan dioperasikan di Sumatera Bagian Utara (240 MW), Kupang (60 MW), Ambon (60 MW), dan Lombok (60 MW).

Presiden Joko Widodo mengungkapkan pemilihan pembangkit listrik diatas kapal dianggap tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka pembangkit listrik di atas kapal yang bisa mobile dari satu pulau ke pulau lain‎ paling cocok dengan Indonesia.

“Kita telah pesan lima pembangkit listrik di atas kapal seperti ini. Sekarang baru selesai satu, nanti enam bulan akan tambah empat lagi,” ujar Presiden saat melepas langsung keberangkatan MVPP Karadeniz dari Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Selasa.

Program pengadaan MVPP merupakan salah satu upaya PLN untuk memperkuat pasokan listrik di beberapa lokasi di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo yang terhubung dalam sistem interkoneksi kelistrikan 150 kilo Volt (kV) Sulawesi Utara – Gorontalo (Sulutgo).MVPP Karadeniz buatan 2014 disewa PLN selama jangka waktu 5 tahun.

Beberapa keunggulan MVPP di antaranya yakni menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, kemudahan relokasi (hanya perlu waktu 3 – 4 minggu) sehingga dapat fleksibel memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah, penghematan hingga Rp 350 miliar per tahun dan lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan tambahan pasokan listrik di suatu daerah yang sedang kekurangan listrik.

Pembangkit listrik di atas kapal ini akan segera memenuhi kekurangan pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorrontalo. Beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini mencapai 325 MW, sedangkan daya mampu pembangkit yang ada jika semuanya beroperasi optimal adalah 320 MW.

Daya mampu pasok dari pembangkit yang beroperasi saat ini hanya 275 MW, ini dikarenakan PLTP Lahendong unit 4 sedang pemeliharaan agar pada saat pelaksanaan Pilkada, 9 Desember bisa beroperasi dengan handal. Selain itu, PLTU Amurang unit 1 mengalami gangguan serta belum optimalnya operasi PLTA, dimana hanya mampu memproduksi listrik 23 MW dari 45 MW. Hal ini yang menyebabkan berkurangnya daya mampu suplai pembangkit atau defisit sebesar 50 MW.

“Kami harapkan dengan adanya Marine Vessel Power Plant ini akan mampu memasok sistem kelistrikan Sulawesi utara dan gorontalo melalui tegangan 150 kV, sehingga diharapkan kondisi defisit pasokan listrik di sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo akan dapat teratasi dan daftar tunggu pelanggan listrik dapat segera dilayani” ungkap Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

Saat ini PLN juga tengah menyelesaikan pembangunan PLTG Gorontalo berkapasitas total 100 MW, dimana satu unit ditargetkan beroperasi pada akhir Desember 2015 atau di awal Januari 2016. PLTG Gorontalo akan menjadi pembangkit pertama dari program pembangunan pembangkit 35.000 MW yang beroperasi.(AT)