Gili Trawangan

Keindahan pantai Gili Trawangan.

LOMBOK UTARA – Empat pulau di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tersohor karena keindahannya, kini semakin nyaman sebagai tujuan wisata dengan hadirnya jaringan listrik kabel bawah laut. Selain suplai listrik lebih andal, tidak ada lagi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Empat pulau tujuan wisata dunia itu adalah Lombok yang terkenal dengan pantai Senggigi yang asri, serta Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air (3 Gili). Mulai Rabu, 19 September 2012 pukul 17.00 WITA, suplai listrik empat pulau yang dikenal sebagai surga wisata bahari itu, mendapat layanan jaringan kabel bawah laut.

Listrik empat pulau itu, terhubungkan dalam satu sistem interkoneksi melalui Saluran Kabel Laut Tegangan Menengah (SKLTM)  20 kV yang terhubung secara “loop” menggunakan kabel laut 3×95 mm2, dengan 2 sirkuit berkapasitas 9,7 MVA sepanjang kurang lebih 10 km. Sistem “loop” menjadikan interkoneksi kabel bawah laut ini lebih andal, karena mendapatkan suplai listrik dari dua arah melalui Express Feeder 20 kV existing Ampenan – Senggigi – Tanjung.

Peresmian interkoneksi Lombok – 3 Gili ini dilakukan oleh Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga dengan ditandai penandatanganan prasasti serta “Switch-Off” atau Penghentian Beroperasinya Mesin PLTD Gili Trawangan. Turut hadir dalam acara ini, Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, General Manager PLN NTB, Akbar Ali serta masyarakat yang berada di sekitar PLTD Gili Trawangan.

Selain menghentikan pengoperasian PLTD di Gili Trawangan, PLN juga menghentikan pengoperasian PLTD yang ada di Gili Meno dan Gili Air. “Total 16 unit mesin diesel dengan daya mampu 3.000 kW dihentikan pengoperasiannya seiring kehadiran interkoneksi jaringan kabel bawah laut ini,” jelas Akbar Ali.

Selanjutnya, kata Akbar, pasokan listrik ke 3 Gili tersebut selain disuplai dari sistem kelistrikan Lombok juga disuplai dari PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) komunal yang telah beroperasi selama ini di ke 3 Gili, dengan total daya terpasang 1.125 kilo Watt peak (kWp).

“Penghematan biaya operasional yang didapat PLN dari beroperasinya SKLTM 20 kV dan dihentikannya operasi PLTD di 3 Gili adalah Rp 21 miliar per tahun, dengan suplai listrik dari PLTU Jeranjang ,“ lanjut Akbar Ali.

Vicker Sinaga mengatakan, melalui interkoneksi kabel bawah laut ini, maka listrik ke 3 Gili ini akan semakin kuat dari sisi pasokannya, karena mendapat suplai listrik dari sistem Lombok. Sehingga PLN siap untuk melayani semua masyarakat termasuk jika ada resort wisata yang ingin menjadi pelanggan PLN, tentunya dengan menggunakan skema layanan listrik premium bukan tarif subsidi.

“Hal ini diharapkan akan ikut serta mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah ini dan juga secara nasional” jelas Vickner Sinaga. Selain itu, dengan dihentikannya pengoperasian mesin diesel di 3 Gili tersebut, diharapkan memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan.

“Kami atas nama Pemerintah Daerah dan juga masyarakat yang ada di Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air berterima kasih kepada PLN atas kehadiran interkoneksi kabel bawah laut ini, dan juga atas bebasnya 3 Gili dari Mesin Diesel, sehingga akan semakin meningkatkan pertumbuhan pariwisata di daerah kami” ujar Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu.

Kepala Dusun Gili Trawangan, Marwi mengatakan bahwa warganya sudah lama menantikan hadirnya interkoneksi Lombok – 3 Gili. “Warga kami sudah banyak yang siap menyambung listrik PLN, selama ini belum dilayani karena keterbatasan PLN Trawangan” ujar Marwi dengan wajah berseri.

Di Indonesia Timur, sebelumnya telah digunakan SKLTM 20 kV untuk menghubungkan Ternate dan Tidore di Maluku Utara. Sementara saat ini yang sedang dalam proses pembangunan SKLTM adalah menghubungkan pulau Kalimantan – Pulau Sebatik – Pulau Nunukan di Kalimantan Timur serta di Papua menghubungkan Lokasi Operasional Pertambangan milik BP di Tanah Merah dengan Bintuni. (Iksan Tejo/duniaenergi@yahoo.co.id)