JAKARTA –  PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menargetkan berkontribusi sekitar 29% atau 2,1 gigawatt (GW) dari target pemerintah terhadap pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) panas bumi pada 2025 yang dipatok sebesar 7,2 GW.

Irfan Zainuddin, Presiden Direktur PGE, mengatakan untuk mencapai target 2,1 GW diperlukan sejumlah pengembangan dan akselerasi dalam ekspansi bisnis panas bumi. Tidak hanya dari wilayah kerja panas bumi (WKP) baru,  tapi juga dari WKP  eksisting yang masih memiliki prospek cerah untuk dikembangkan.

“Jadi dari 2,1 GW total, nanti ada tambahan dari eksisting kami yang pada saat ini hampir 617 megawatt (MW) harus selesai Desember 2017. Jadi kami ada dua skema, ada eksisting area yang mempunyai prosepek eksplorasi yang harus dieksplor. Serta area development yang berada di eksisting area,” kata Irfan kepada Dunia Energi, Rabu (13/12).

Irfan berharap pemerintah juga masih akan memberikan penugasan kepada PGE untuk menggarap WKP baru, selain tentu mengikuti beberapa tender.

“Jadi kami harus kerjakan WKP baru, yang didapatkan dari pemerintah, baik melalui tender maupun penugasan,” kata dia.

Menurut Irfan, jika ingin mengejar target 2,1 GW pada 2025,  baik proses penugasan ataupun penunjukan melalui tender harus bisa dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya dibutuhkan waktu tidak sedikit untuk bisa mengelola WKP panas bumi.

Jika belum ada keputusan dalam waktu dekat maka diperkirakan target yang dicanangkan juga dikhawatirkan meleset.

Lelang yang seharusnya sudah dimulai pada Oktober, namun sampai sekarang belum ada proses.

“Saya belum tahu kapan nanti di launching. Artinya itu akan menunda. Kami perlu waktu lama kan. WKP baru. Itu kan harus studi kemudian eksplorasi, kemudian eksplorasi pengeboran, kemudian eksploitasi pengeboran, dan bangun fasilitas,” ungkap dia.

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia atau sebesar 29 ribu MW.

PGE saat ini memegang hak pengelolaan 25 blok panas bumi. Namun,  perusahaan masih

fokus menggarap 11 WKP, yakni Kotamobagu, Gunung Lawu, Seulawah Agam, Sungai Penuh, Hululais, Lumut Balai dan Marga Bayur, Karaha Cakrabuana, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung, Ulubelu, Lahendong, serta Kamojang-Darajat.(RI)