JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), perusahaan tambang batu bara, tengah mengikuti tender proyek pembangkit listrik berkapasitas 200 megawatt (MW) di Kalimantan. Perseroan mengharapkan hingga 2020 kontribusi dari pembangkit listrik terhadap pendapatan akan mencapai 30%.

“Kami saat ini sedang melakukan penjajakan untuk mempersiapkan proposal. Dengan begitu masih terlalu dini untuk bisa disampaikan,” kata Yulius Kurniawan Gozali, Direktur Keuangan Indo Tambangraya kepada Dunia Energi, baru-baru ini.

Proyek pembangkit listrik rencananya akan dikerjakan oleh perusahaan konsorsium. Saat ini Indo Tambangraya, anak usaha Banpu Plc, perusahaan tambang asal Thailand memiliki dana kas sebesar US$ 328 juta, namun tidak semua akan digelontorkan ke proyek pembangkit listrik.

Menurut Yulius, perseroan akan terus mencari peluang untuk ikut serta dalam pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Namun, langkah perseroan tergantung kepada PT PLN (Persero) sebagai perusahaan yang menggelar tender.

“Energi terbarukan seperti PLTA dan tenaga surya menjadi perhatian kami saat ini dan memang masuk dalam rencana pengembangan kami,” tandas Yulius.

Pada Oktober 2016, Indo Tambangraya mendirikan anak usaha PT ITM Banpu Power. Anak usaha itu membidik proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 5 berkapasitas 2X1.000 megawatt.

Menurut Yulius, meski melakukan ekspansi ke bisnis pembangkit, perseroan tetap mengandalkan batubara sebagai penerimaan pendapatan terbesar. Tahun lalu, Indo Tambangraya memproduksi 25,6 juta ton batubara dan menjual 26,7 juta ton.

Sebanyak 6,7 juta ton dikapalkan ke China, Jepang 5,2 juta ton, Indonesia 3,7 juta ton, India 2,8 juta ton, Filipina 2,3 juta ton, Korea Selatan 1,5 juta ton, Thailand 2,2 juta ton, Italia 0,5 juta ton, Taiwan 0,9 juta ton, Malaysia 0,3 juta ton, dan pembeli lain 0,5 juta ton.

Produksi batu bara Indo Tambangraya pada 2016 berasal dari sejumlah anak usaha, yakni PT Indominco Mandiri 15,5 juta ton, PT Trubaindo Coal Mining 5,8 juta ton, PT Jorong Barutama Greston 1 juta ton, PT Kitadin-Embalut 0,8 juta ton, dan PT Bharinto Ekatama 2,6 juta ton.

Indominco, Trubaindo, Bharinto dan Jorong Barutama merupakan Perusahaan Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B). Sedangkan Kitadin merupakan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).(RA)