JAKARTA – PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) mulai fokus mengembangkan dua asetnya, yakni Tambang Pani di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo dan Tambang Doup di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Pani dan Doup ditargetkan mulai berproduksi pada 2019.

William Surnata, Direktur J Resources, mengatakan dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan perseroan selama ini, Tambang Pani dan Doup menyimpan potensi yang luar biasa. “Progress kegiatan eksplorasi dari kedua aset ini memberikan hasil yang sangat baik dengan penambahan yang signifikan, baik cadangan maupun sumber daya,” kata William di Jakarta, akhir pekan lalu.

Tambang Doup tercatat memiliki total cadangan hingga Juni 2017 sebesar 1.509 Koz Au dan sumber dayanya mencapai 2.594 Koz Au. Untuk Tambang Pani, hingga Juni 2017 total cadangan sebesar 502 Koz Au dan sumber daya sebesar 1.524 Koz Au.

“Dari kegiatan eksplorasi perseroan berhasil meningkatkan sumber daya di Tambang Doup yang pada 2011 hanya 996 Koz Au menjadi 2.594 KozAu dan di Tambang Pani dari hanya sebesar 198 Koz Au pada Desember 2012 menjadi 1.524 Koz Au pada Juni 2017,” ungkap dia.

Menurut William, selain melakukan kegiatan eksplorasi, perseroan juga tengah persiapan pengembangan kedua asset tersebut. Kedua tambang ditargetkan siap berproduksi pada 2019.

“Untuk Tambang Pani tengah dalam persiapan masuk ke fase pra konstruksi. Analisis dampak lingkungan (Amdal) sudah selesai dan perusahaan juga sudah mendapat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ungkap Edi Permadi, Direktur J Resources.

Untuk Tambang Doup, J Resources baru saja menyelesaikan Amdal untuk operasi produksi bijih oxide dan tengah mempersiapkan Amdal untuk produksi sulfida. Perseroan menargetkan produksi emas dari Tambang Doup sebesar 100 ribu ounces per tahun. Tambang Pani ditargetkan memproduksi emas sebesar 50 ribu-70 ribu ounces per tahun.

Pada 2017, J Resources memproyeksikan produksi emas mencapai 173 ribu-175 ribu ounces atau lebih rendah dari target yang ditetapkan di awal tahun sebesar 200 ribu ounces. Tidak tercapainya target produksi, selain karena fokus perseroan pada eksplorasi juga dipengaruhi faktor curah hujan.

“Perusahaan ingin melakukan konservasi cadangan dengan menggalakan kegiatan eksplorasi, sementara kegiatan produksi diatur. Selain itu, faktor curah hujan yang tinggi khusus di tambang Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow turut berpengaruh pada kinerja operasi perusahaan,” kata William.

Fokus Eksplorasi

William mengatakan J Resources dalam beberapa tahun terakhir fokus eksplorasi yang bertujuan meningkatkan cadangan dan juga sumber daya.

“Hasilnya bisa terlihat dari kenaikan yang signifikan sumber daya dan cadangan milik perusahaan. Hal ini penting dalam menentukan rencana kerja dan masa operasi pertambangan. Makin besar cadangan makin lama perusahaan beroperasi,” kata William.

Seiring aktivitas eksplorasi yang dilakukan, data cadangan dan sumber daya emas yang dimiliki J Resources meningkat signifkan. Sejak Juni 2011 sampai Juni 2017 telah ada kenaikan yang cukup besar, baik jumlah cadangan (reserve) maupun sumber daya (resources). Sumber daya emas yang dimiliki perseroan sebesar 7.946 Koz Au meningkat dari 3.200 Koz di tahun 2011 dan meningkatkan menjadi 3.707 Koz Au pada Juni 2017. Angka ini meningkat dari jumlah cadangan 2011 sebesar 493 Koz Au.(ES)