Blok 405a Aljazair merupakan salah satu lapangan migas yang dioperasikan Pertamina di luar negeri.

JAKARTA – Kinerja produksi lapangan minyak dan gas bumi milik PT Pertamina (Persero) di luar negeri yang dikelola PT Pertamina Internasional  EP terus tumbuh dengan positif dalam beberapa tahun terakhir.

Meidawati, Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina, mengatakan peningkatan produksi tercatat sejak 2016. Saat itu, produksi minyak 88 ribu barel per hari (bph) dan gas 218 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pada 2017, realisasi produksi meningkat menjadi 104 ribu bph minyak atau lebih tinggi dari target 92 ribu bph. “Gas target 2017 sebesar 202 MMSCFD, realisasinya 275 MMSCFD,” kata Meidawati, akhir pekan lalu.

Meidawati melanjutkan perusahaan tetap optimis peningkatan produksi masih akan terjadi pada 2018. “Target produksi minyak 2018 sebesar 108 ribu bph dan gas 266 MMSCFD,” kata dia.

Kenaikan produksi minyak akan didominasi oleh lapangan minyak Pertamina yang dikelola di Algeria (Aljazair).

“Kenaikan produksi minyak dari Algeria, sementara kenaikan produksi gas dari Algeria dan Malaysia,” ungkap dia.

Pertamina Internasional sejauh ini memiliki hak pengelolaan di 12 negara. Untuk blok produksi terdapat di empat negara yakni Irak, Aljazair, Malaysia dan Gabon.

Sisanya, yakni Kanada, Kolombia, Prancis, italia, Myanmar, Namibia, Nigeria dan Tanzania merupakan lokasi dari blok eksplorasi Pertamina yang mengakuisisi Maurel&Prom, termasuk blok produksi di Gabon.

Di Aljazair, Pertamina merupakan operator di blok 405a. Di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 10% di blok West Qurma-1. Pertamina di Malaysia mengelola delapan blok. Serta tiga blok dikelola di Gatot, dua di antaranya adalah blok eksplorasi.

Pertamina menyatakan akan mengandalkan produksi migas dari aset-asetnya di luar negeri di masa mendatang, dengan target kontribusi mencapai 33% dari total produksi 2025 yang setara dengan 650 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd). Akuisisi di luar negeri diperlukan guna memperkecil selisih kebutuhan dan pasokan migas domestik di masa mendatang.

Pada 2025, produksi minyak Pertamina ditargetkan bisa mencapai 822 ribu bph, yakni 353 ribu bph dari dalam negeri dan 469 ribu bph dari luar negeri. Sementara untuk gas, ditargetkan meningkat menjadi 5.710 MMSCFD yaitu 4.230 MMSCFD dari domestik dan 1.480 MMSCFD dari aset luar negeri.(RI)