JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 25,88 juta ton pada tahun ini, naik dibanding realisasi penjualan batu bara 2017 sebesar 23,63 juta ton.

Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam, mengatakan target peningkatan volume penjualan ditopang rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market seiring dengan membaiknya harga dan kenaikan permintaan batu bara.

“Selain itu, rencana penjualan ekspor batu bara medium to high calorie sebagai upaya Bukit Asam dalam mengompensasi aturan harga batu bara DMO (Domestic Market Obligation),” kata Arviyan di Jakarta, Rabu (11/4).

Pada tahun lalu, volume penjualan batu bara Bukit Asam mencakup 53% atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47% atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor.

Arviyan menekankan harga DMO tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kinerja perseroan. Bukit Asam berkomitmen untuk melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Sebanyak 25% dari total jumlah produksi batu bara tetap akan dijual ke PT PLN (Persero),” kata dia.

Kenaikan target penjualan batu bara Bukit Asam diikuti pula dengan kenaikan target produksi. Produksi batu bara dipatok 25,54 juta ton atau naik 17% dari rencana tahun sebelumnya sebesar 21,92 juta ton. Untuk mendukung target penjualan, Bukit Asam juga menargetkan angkutan batu bara dari lokasi tambang sebesar 23,10 juta ton, masing-masing 19,40 juta ton ke Pelabuhan Tarahan, Lampung dan 3,70 juta ton ke Dermaga Kertapati, Palembang.

“Jumlah angkutan batu bara ini telah meningkat 13% dari target 2017 sebesar 20,50 juta ton,” kata Arviyan.(RA)