JAKARTA – PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi, anak usaha PT Pertamina (Persero) akan meningkatkan dana investasi hingga US$130 juta-US$140 juta untuk mengembangkan produksi lapangan migas yang dikelola di tiga negara, yakni Irak, Aljazair dan Malaysia.

Slamet Riadhy, Presiden Direktur Pertamina Internasional, mengatakan perseroan akan meningkatkan investasinya pada 2017 yang difokuskan lebih banyak pada program fasilitas dan workover.

“Kita harap akan lebih meningkat investasi sampai sekitar 30-40% dari tahun ini yang sebesar US$100 juta,” ujar Slamet.

Menurut dia, perseroan akan menambah sumur-sumur pengembangan di Irak menjadi 26 sumur tahun depan, dibanding 2016 sebanyak 16 sumur.

Dengan ladang migas yang dikelola di tiga negara, Pertamina menargetkan mampu mengirimkan minyak dan gas ke tanah air sebesar 650 ribu barrel oil equivalent per day (BOEPD) pada 2025 dan 700 ribu BOEPD pada 2030.

Slamet optimistis target tersebut bisa tercapai, selain strategi yang dijalankan perseroan berjalan lancar, ongkos produksi yang terbilang lebih ekonomis membuat kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di lapangan Pertamina di luar negeri tidak akan terlalu berpengaruh dengan harga minyak dunia yang rendah.

“Dibeberapa seperti di Irak jauh dibawah, di Aljazair juga, jika dibanding di Indonesia. Harga bisa tetap bisa ekonomis. Bahkan jika harga minyak turun hingga dibawah US$45 per barel tidak ada pengaruh. Jika bandingkan dengan lapangan tua bisa setengahnya dari ongkos di sini, lapangan baru bisa 60%-70% lebih murah,” ungkap dia.(RI)