Kendaraan yang sudah dilengkapi konverter kit untuk menggunakan LGV.

Kendaraan yang sudah dilengkapi konverter kit untuk menggunakan LGV.

DENPASAR – Sebanyak 2.000 unit mobil dinas di Bali, bakal menjadi sasaran pertama program konversi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke Liquefied Gas for Vehicle (LGV). Target ini seiring dengan peluncuran tiga unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPB) LGV oleh PT Pertamina (Persero) di Bali, Jumat, 27 September 2013.

Tiga SPB LGV yang diluncurkan di Bali tidak berdiri di lokasi tersendiri. Melainkan jadi satu lokasi dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang sudah eksisting (beroperasi). Peluncuran SPB LGV yang berada di SPBU eksisting tersebut dipusatkan di SPBU Coco 51.801.30 Denpasar.

Hadir dalam peluncuran itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, serta Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.

SPBU Coco 51.801.30 yang dikelola PT Pertamina Retail, anak usaha Pertamina, merupakan salah satu dari 3 SPBU yang akan melayani penjualan LGV dengan merek Vigas sebagai bagian dari bentuk dukungan perusahaan untuk mensukseskan program konversi BBM ke LGV.

VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengungkapkan, untuk tahap pertama, konversi akan dilakukan pada kendaraan-kendaraan operasional dan dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota di Bali.

Total kendaraan yang akan dijadikan sasaran program sebanyak 2.000 unit kendaraan dan masing-masing unit akan dilengkapi dengan converter kit yang didistribusikan oleh Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas).

Program konversi BBM ke bahan bakar gas, termasuk di dalamnya LGV, merupakan program yang dicanangkan pemerintah untuk menekan konsumsi BBM, yang dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Sebagai gambaran, konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia tahun 2011 mencapai 41,7 juta kiloliter (KL), tahun 2012 mencapai 45 juta KL dan tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 47 juta KL, sedangkan konsumsi bahan bakar gas di Indonesia baru mencapai 38.000 KL atau masih 0,08% dari konsumsi BBM,” jelas Ali.

Menurutnya, dalam 5 tahun terakhir sejak diperkenalkan kembali pada 2008, konsumsi Vigas masyarakat meningkat rata-rata 40% per tahun dari semula 189 KL menjadi 913 KL. “Tahun ini, Pertamina memproyeksikan pertumbuhan permintaan Vigas mencapai sekitar 1.000 KL,” lanjut Ali.

Khusus untuk Bali, ujarnya, dengan jumlah kendaraan roda empat mencapai 270.000 kendaraan, konsumsi Premium tahun 2013 sampai September ini sudah mencapai 585.000 KL. Hal ini menjadikan Bali sebagai salah satu wilayah yang sangat tepat untuk pengembangan LGV.

Selain menghemat BBM, dari sisi performance LGV juga memiliki berbagai kelebihan, seperti Real Octane Number (RON) di atas 98, pembakaran sempurna, mesin bebas knocking, memperpanjang umur mesin dan siklus penggantian pelumas, serta bebas sulfur dan timbal sehingga ramah lingkungan dan cocok untuk mesin-mesin teknologi terbaru yang memiliki rasio kompresi besar.

“Harga Vigas yang lebih murah dari Premium dan dengan emisi gas buang lebih kecil Bali sebagai salah satu pusat wisata dunia akan mempunyai daya tarik khusus karena upaya masyarakat Bali untuk mengurangi emisi gas buang,” jelas Ali lagi.

Ali menambahkan, dengan diluncurkannya 3 unit SPB LGV di Bali, total SPBU Pertamina yang dapat melayani penjualan Vigas mencapai 14 unit, yang 11 diantaranya tersebar di Jakarta dan Tangerang. “Pertamina berkomitmen untuk terus memperbanyak SPB LGV yang akan diselaraskan dengan permintaan akan Vigas,” pungkasnya.

(Abraham Lagaligo / duniaenergi@yahoo.co.id)