JAKARTA – Pemerintah akan menyiapkan insentif bagi industri penyerap gas Blok Masela. Hal itu menjadi jalan untuk bisa memastikan transaksi jual beli gas Masela sesuai dengan nilai keekonomian, baik bagi produsen maupun konsumen gas sehingga proyek Masela bisa segera berjalan.

Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Hulu, Direktorat Jenderal Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, mengatakan tim teknis yang terdiri dari beberapa kementerian telah mengkaji kemungkinan memberikan insentif tambahan bagi para penyerap gas Masela dari sisi fiskal, salah satunya berupa pembebasan pajak dalam periode waktu tertentu (tax holiday).

“Untuk supaya bisa keekonomian, nilai tambahnya kan besar. Jadi artinya, pajaknya juga besar. Di depan harus dibantu,” kata Khayam saat ditemui usai rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (19/6).

Saat ini harga gas Masela yang dialokasikan untuk industri masih belum dapat ditetapkan. Inpex menyatakan harga gas yang sesuai dengan kajian sebesar US$ 5,86 per MMBTU. Disisi lain, industri calon penyerap gas memginginkan harga ekitar US$ 3 per MMBTU.

Pemerintah saat ini menyiapkan klausul kontrak khusus untuk bisa mengikat para penyerap gas Masela agar menjalankan komitmen yang diharapkan bisa ditandatangani sebelum penandatangan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).

Tiga perusahaan yang menyatakan berminat menyerap gas Masela, yakni PT Pupuk Indonesia, Sojitz dan Elsoro Multi Pratama dengan total kapasitas 474 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Selain itu, PLN berencana menyerap gas Masela sebesar 60 MMSCFD. Namun penggunaan gas akan kembali dikaji karena bahan baku batu bara menjadi opsi alternatif.

Menurut Khayam, penggunaan batu bara dinilai lebih efisien dibandingkan membangun pembangkit bertenaga gas. “PLN mungkin bisa jadi batubara. Itu opsi saja, nanti tergantung hitungannya,” ungkap dia.

Khayam mengatakan setelah hari raya akan dilanjutkan kembali pembahasan insentif tentang teknis penyerapan gas Masela .Untuk mencegah pembahasan serta negosiasi berkepanjangan pemerintah memutuskan untuk mengintegrasikan seluruh penyerap gas dengan produsen gas, Inpex.

“Keekonomian nanti pemerintah yang akan turun tangan. Bagaimana ini bisa direalisasikan. 17 Juli akan respon dari pertemuan ini,” kata dia.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, menyatakan tim teknis yang telah dibentuk bertugas untuk menetapkan keekonomian seluruh aspek pengembangan Masela, terutama bagi gas yang dialokasikan kepada industri tanah air.

 

Dia pun belum dapat memastikan kepastian dari alokasi maupun harga gas yang nantinya akan diberikan karena masih akan mendengarkan paparan dari para stakeholder serta para penyerap gas Masela.

“Tim nanti mencari opsi keekonomian tidak hanya di LNG tetapi di petrokimia juga,” tandas Airlangga.(RI)