Pemasangan tabung dan konverter kit pada mobil untuk konversi dari BBM ke BBG.

Pemasangan tabung dan konverter kit pada mobil untuk konversi dari BBM ke BBG.

JAKARTA – Sepanjang Januari hingga Juni 2013, tercatat sebanyak 117 unit mobil operasional di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) telah melakukan konversi penggunaan energi, dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).  

Catatan ini diungkapkan Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokol Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Agus Budiyanto di Jakarta, Selasa, 16 Juli 2013. Menurutnya, upaya konversi energi pada kendaraan operasional sektor hulu migas ini, dalam rangka mengurangi emisi gas buang dan mengurangi penggunaan BBM.

Ia mengungkapkan, dalam periode Januari hingga Juni 2013, tercatat sudah dilakukan konversi penggunaan BBM non subsidi ke BBG untuk 117 unit kendaraan operasional di enam Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) migas. Yaitu Chevron Pacific Indonesia 56 unit, Medco EP 37 unit, Pertamina EP 10 unit, Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) 5 unit, di PHE West Madura Offshore (WMO) 4 unit, dan ConocoPhillips 5 unit.

Dari konversi penggunaan BBM non subsidi ke BBG untuk 117 unit kendaraan operasional hulu migas itu, terangnya, didapatkan potensi pengurangan emisi karbondisoksida (CO2) equivalen sebesar 340,47 ton per tahun. Selain itu, dihasilkan potensi penghematan biaya BBM non subsidi sebesar Rp1,5 miliar per tahun, dengan asumsi harga Pertamax per 15 Juni Rp 9.100 per liter.

“Apa yang kami lakukan di industri hulu migas dalam mendorong konversi BBM ke BBG memang sangat kecil. Tapi kami yakin bahwa dengan memulai dari diri sendiri, dari sesuatu yang kecil, maka perubahan besar itu dapat diwujudkan,” tutur Agus Budiyanto.  

Menurutnya, SKK Migas berharap program ini juga akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan jumlahnya di tahun-tahun mendatang, untuk seluruh kendaraan operasional KKKS di seluruh wilayah Indonesia.

Berpotensi Kurangi 4 Juta Liter BBM

Agus memaparkan, total jumlah kendaraan operasional KKKS pada 2013 mencapai 2.846 unit. Sementara asumsi pengurangan emisi rata-rata per unit kendaraan dari program konversi penggunaan BBM ke BBG, sebesar 2,91 ton CO2 equivalen per tahun, dan penghematan BBM rata-rata per unit sebesar 1.432,3 liter per tahun.

Jika seluruh kendaraan operasional hulu migas yang berjumlah 2.846 unit itu sukses dikonversi penggunaan energinya dari BBM ke BBG, maka terdapat potensi pengurangan penggunaan BBM hingga 4.076.325 liter per tahun, atau setara dengan Rp37 miliar per tahun. Potensi pengurangan emisi yang dihasilkan pun mencapai 8.281,86 ton CO2 equivalen  per tahun.

“SKK Migas sangat berharap, program konversi penggunaan BBM ke BBG di industri hulu migas, dapat terlaksana secara keseluruhan. Namun demikian, pelaksanaan program ini juga sangat tergantung pada infrastruktur penyedia BBG, seperti stasiun pengisian BBG dan sebagainya,” pungkas Agus Budiyanto.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)