Karyawan Martabe

Ribuan karyawan Martabe yang berasal dari 10 desa di lingkar tambang, dipastikan bekerja kembali setelah pemasangan pipa dilanjutkan.

TAPANULI SELATAN – Sekitar 1.200 karyawan Tambang Emas Martabe dipastikan kembali bekerja, menyusul dilanjutkannya pemasangan pipa pengaliran air sisa proses produksi di tambang itu pada Selasa, 30 Oktober 2012.

Sebelumnya, ribuan karyawan yang berasal dari 10 desa di lingkar Tambang Martabe itu terpaksa dirumahkan, karena perusahaan tempatnya mencari sesuap nasi menghentikan operasi. Tambang Martabe sempat sementara berhenti beroperasi, akibat pemasangan pipa ditolak warga yang terprovokasi sejumlah aktivis LSM setempat.

“Perusahaan  berharap pekerjaan pemasangan pipa tidak menghadapi kendala. Setelah pekerjaan ini diselesaikan dalam tiga minggu ke depan, perusahaan akan memanggil kembali 1.200 karyawan yang telah dirumahkan sejak awal Oktober 2012,” jelas Presiden Direktur Tambang Martabe, Peter Albert.

Ia menambahkan, pabrik pengolahan bijih emas juga mulai dioperasikan sejak Senin, 29 Oktober 2012, setelah penghentian sementara. “Kami telah melakukan berbagai modifikasi dan pekerjaan mekanikal, untuk sesegera mungkin mengembalikan produksi ke tingkat sebelumnya,” ujar Peter lagi.

Peter pun mentargetkan, awal 2013 kegiatan produksi Tambang Emas Martabe sudah dapat berjalan dengan normal. Target produksi Tambang Emas Martabe pada 2013 adalah 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak.

“Dengan dimulainya kegiatan produksi, masyarakat dan pemerintah daerah akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari keberadaan Tambang Emas Martabe,” ungkapnya.

Kemajuan Tambang Martabe sendiri merupakan mimpi indah seluruh masyarakat Tapanuli Selatan. Sebanyak 2.000 karyawan yang mayoritas berasal dari 10 desa di lingkar tambang, menggantungkan hidupnya pada tambang yang berlokasi di Kecamatan Batangtoru itu.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, turut memiliki 5% saham di Martabe. Untuk 2012 saja, total pembelanjaan lokal tambang itu di Tapanuli Selatan, sudah lebih dari Rp 33 miliar.

Total investasi Martabe sendiri hingga Oktobet 2012, hampir mencapai USD 900 juta atau Rp 8,5 triliun, yang sebagian besarnya dibelanjakan di Indonesia. Sepanjang Januari – September 2012 saja, total pembelanjaannya di lokal, provinsi, dan nasional Martabe mencapai lebih dari Rp 517 miliar.

Sementara itu, untuk setoran Martabe ke pemerintah berupa pajak dan non pajak, sepanjang 2012 telah mencapai Rp 273 miliar. Angka itu akan semakin bertambah, ketika Tambang Martabe beroperasi penuh. Terlebih emas Martabe diolah di dalam negeri, yakni di PT Logam Mulia milik PT Aneka Tambang di Jakarta, seperti yang disyaratkan Undang-Undang Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)