​​JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di sektor hulu akan kembali mengikuti lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas pada tahun ini. Keinginan tersebut ditunjukkan dengan diajukannya joint study kepada pemerintah.

Rovicky Putrohari, Vice President Exploration Saka Energi, mengungkapkan ada dua WK migas yang dibidik Saka pada tahun ini dan proposal joint study akan segera diajukan kepada pemerintah.

“Kami sedang mengajukan proposal joint study di WK baru, ada dua baru yang mau masukan (proposal),” kata  Rovicky di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Rabu (31/1).

Dia, menambahkan skema gross split tidak akan menghentikan Saka dalam mencari potensi migas di tanah air. Skema gross split dinilai tidak menjadi beban selama potensi yang ada bisa memberikan benefit minimal sesuai dengan keekonomian.

“Intinya kalau kita bisa dapat resources yang lebih besar ya dengan gross split bisa dijalankan juga,” tukas Rovicky.

Saka telah ditetapkan sebagai pemenang lelang WK migas 2017  setelah mengajukan joint study untuk WK Pekawai dan West Yamdena. Cara yang sama akan coba diajukan pada lelang WK migas tahun ini.

Rovicky mengatakan dengan skema apapun saat harga minyak rendah seperti ini idealnya bisa dimanfaatkan untuk menggencarkan berbagai kegiatan eksplorasi. Peluang itulah yang dilihat Saka sehingga kegiatan eksplorasi harus bisa ditingkatkan.

“Kami committed untuk melakukan eksplorasi di Indonesia. Jadi opportunity di Indonesia selalu kami evaluasi,” kata dia.

Pada tahun ini Saka mendapatkan jatah investasi cukup besar dari induk usahanya, PGN. Dari total investasi PGN Rp8,9 triliun, Saka mendapat alokasi Rp 3,4 triliun.

Disisi lain, pemerintah pada pertengahan Februari rencananya akan mengumumkan tahapan lelang WK migas pertama 2018. Sedikitnya ada 40 WK migas masih dalam tahap evaluasi persiapan untuk disertakan dalam lelang.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan evaluasi dilakukan terhadap beberapa WK yang memiliki masalah-masalah teknis sehingga jika dipaksakan lelang justru menjadi tidak maksimal.

“Satu persatu kami evaluasi, mana yang punya oppurtunity kesempatan lebih baik untuk diambil,” kata Arcandra.(RI)